Browse: Home / Hukum Sholat dengan Celana atau Sarung Melewati Mata Kaki

Menu

Skip to content
  • KANTOR
  • REDAKSI

PWNU LampungLogo

Syiar Islam Wasathiyah

Menu

Skip to content
  • HOME
  • WARTA
    • SENI BUDAYA
  • HALAQOH
  • TOKOH
  • TARBIYAH
  • PERNIK
  • TERAS KYAI
  • TENTANG NU
    • REDAKSI
    • KANTOR
    • PROFIL PIMPINAN
    • MUSTASYAR
    • TANFIDZIAH
    • LEMBAGA
    • LAJNAH
    • PCNU
    • BADAN OTONOM
  • BAHTSUL MASAIL
  • KYAI MENJAWAB
  • SYIAR
  • Ketua PWNU: Lampung Harus Jadi Lumbung Jagung Nasional
  • LBM NU Lampung Terbitkan Buku Tradisi dan Amaliah Bulanan NU
  • NU Lampung Gelar Rapim dan TOT Muharrik Masjid Dakwah
  • DEMA IAIM NU Metro: Kongres BEM PTNU se Indonesia Ajang Pertukaran Gagasan dan Silaturahim Kebangsaan
  • Ansor Kecamatan Pagelaran Juarai Turnamen Futsal Harlah Ansor ke-84
  • Ketua Umum PBNU Akan Lantik Pengurus PWNU Lampung 3 Mei Mendatang
  • Sambut Harlah ke-68, PW Fatayat NU Audiensi dengan Rektor Malahayati
  • Ketua PWNU Lampung : Sanad Merupakan Tolok Ukur Kesahihan Dalam Beragama
  • Peduli Banjir, Ormas Pemuda Lintas Agama Serahkan Bantuan Koban Banjir Kalianda
  • Peringati Harlah NU Ke 95 Tahun PKPT IPNU-IPPNU UIN Adakan Pembacaan Yasin Dan Tahlil
  • Siapkah Kita Jika Kematian Menjemput?
  • Sambut Harlah, Ansor Pringsewu Gelar Turnamen Futsal
  • Perlu Kurikulum  Pembelajaran Politik untuk Para Santri
  • Peduli Musibah Banjir Kalianda, PW Fatayat NU Lampung Serahkan Bantuan
  • MA Darul Islah Siap Gelar Ujian Berbasis Komputer
  • PWNU Lampung Lepas Rombongan Fatayat Peduli Banjir Kalianda
  • Ketua MUI: Jangan Campur Adukan Urusan Seni dan Agama
  • PCNU Bandar Lampung Menilai Sukmawati Telah Mengacaukan Prinsip Keberagamaan
  • Ketua PWNU : Puisi “Ibu Indonesia” Tidak Mencerminkan Kebhinekaan Indonesia
  • Meriahkan Harlah, NU Bandar Lampung Instruksikan Pembacaan Tahlil Bersama
solat

Hukum Sholat dengan Celana atau Sarung Melewati Mata Kaki

Posted by pwnulampung on 14 Mei 2016 in SYIAR | Leave a response

DEWASA ini masih banyak kebingungan dan perdebatan masyarakat terkait dengan Isbal atau menurunkan ujung pakaian hingga melebihi mata kaki , khususnya didalam shalat maupun di luar shalat. Lantas bagaimana sebaiknya kita menyikapi persoalan ini.

Masalah isbal atau menurunkan ujung kain ke bawah mata kaki, baik di dalam sholat maupun di luar sholat memang telah terjadi perbedaan dan perdebatan. Menurut mayoritas ulama’, hukumnya makruh jika tidak dengan maksud sombong (khuyala’) dan haram jika dengan maksud sombong. Berikut beberapa hadits Nabi SAW mengenai isbal, yaitu antara lain :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: لَبِسْتُ ثَوْبًا جَدِيدًا، فَأَتَيْتُ عَلَى رَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم وَهُوَ عِنْدَ حُجْرَةِ حَفْصَةَ فِي لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ، فَسَمِعَ قَعْقَعَةَ الثَّوْبِ، فَقَالَ: مَنْ هَذَا؟ فَقُلْتُ: عَبْدُ الله بْنُ عُمَرَ، قَالَ: ارْفَعْ إِزَارَكَ فَإِنَّ الَّذِي يَجُرُّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لاَ يَنْظُرُ الله إِلَيْهِ، الحديث

Artinya : Dari Ibnu Umar, Dia berkata : Aku memakai pakaian baru lalu aku mendatangi Rasulullah SAW. Pada saat itu beliau sedang berada di bilik Hafshoh di malam yang gelap, beliau mendengar suara kresek-kresek pakaian (yang aku pakai), maka beliau bersabda : Siapa? Aku menjawab “Abdullah bin Umar”.

Beliau-pun bersabda : Naikkan pakaianmu karena sesungguhnya orang yang menjulurkan pakaiannya (sampai di bawah mata kaki)  karena sombong. Allah tidak akan melihat kepadanya.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: « مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ». فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ: أَىْ رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَحَدَ شِقَّىْ إِزَارِى يَسْتَرْخِى إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «لَسْتَ أَوْ إِنَّكَ لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُهُ خُيَلاَءَ». رَوَاهُ الْبُخَارِىُّ فِى الصَّحِيحِ عَنْ أَحْمَدَ بْنَ يُونُسَ. السنن الكبرى لأبو بكر أحمد بن الحسين بن علي البيهقي

Artinya : Rasulullah SAW bersaba : Barang siapa yang menjulurkan pakaiannya (sampai di bawah mata kaki)  karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat. Lalu Abu Bakar berkara: “Wahai Rasulullah, sarungku sering melorot (lepas ke bawah) kecuali aku benar-benar menjaganya. Maka Rasulullah SAW bersabda :”Engkau tidak melakukannya karena sombong”.(H.R. bukhari)

عن ابن مسعود قال: سمعت رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يقول: من أسبل إزارة في صلاته خيلاء، فليس من اللَّهِ عز وجل في حل ولاحرام.

Artinya : Dari Ibnu Mas’ud, Dia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Siapa yang shalat dalam keadaan isbal disertai kesombongan, maka Allah tidak memberikan jaminan halal dan haram untuknya.”

بَيْنَمَا رَجُل يُصَلِّى مُسْبِلاً إِزَارَهُ إِذْ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم اذْهَبْ فَتَوَضَّأْ. فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ ثُمَّ قَالَ اذْهَبْ فَتَوَضَّأْ. فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَكَ أَمَرْتَهُ أَنَّ يَتَوَضَّأَ ثم سكت عنه ؟ َقَالَ إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّى وَهُوَ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ صَلاَةَ رَجُلٍ مُسْبِلٍ

Artinya : Manakala seorang laki-laki melaksanakan shalat dalam keadaan ujung kain sarungnya menutup mata kakinya (isbal), pada ketika itu, Rasulullah SAW berkata : “Pergilah engkau berwudhu’”, maka dia pergi berwudhu’, kemudian dia datang kembali. Kemudian Rasulullah berkata lagi : “Pergilah engkau berwudhu’”, maka dia pergi berwudhu’, kemudian dia datang kembali lagi. Pada ketika itu, seorang sahabat berkata : “Ya Rasulullah, kenapa engkau memerintahnya berwudhu’, kemudian engkau diam?, maka Rasulullah SAW bersabda : Laki-laki itu melaksanakan shalat, padahal ujung kain sarungnya menutup mata kaki, sesungguhnya Allah tidak menerima shalat seseorang yang ujung kainnya menutup mata kaki (isbal) (H.R. Abu Daud[18]

وفي هذه الأحاديث أن إسبال الإزار للخيلاء كبيرة وأما الإسبال لغير الخيلاء فظاهر الأحاديث تحريمه أيضا لكن استدل بالتقييد في هذه الأحاديث بالخيلاء على أن الإطلاق في الزجر الوارد في ذم الإسبال محمول على المقيد هنا فلا يحرم الجر والاسبال إذا سلم من الخيلاء قال بن عبد البر مفهومه أن الجر لغير الخيلاء لا يلحقه الوعيد إلا أن جر القميص وغيره من الثياب مذموم على كل حال وقال النووي الإسبال تحت الكعبين للخيلاء فإن كان لغيرها فهو مكروه وهكذا نص الشافعي على الفرق بين الجر للخيلاء ولغير الخيلاء قال والمستحب أن يكون الإزار إلى نصف الساق والجائز بلا كراهة ما تحته إلى الكعبين وما نزل عن الكعبين ممنوع منع تحريم إن كان للخيلاء وإلا فمنع تنزيه لأن الأحاديث الواردة في الزجر عن الإسبال مطلقة فيجب تقييدها بالإسبال للخيلاء انتهى

Hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa isbal karena sombong itu termasuk dosa besar (haram), dan jika tidak karena sombong, kalau dilihat dari dzohirnya hadits pun seperti itu pula hukumnya. Akan tetapi keharaman yang ada di dalam hadits-hadits diatas disertai dengan qoyyid ‘khuyala’. Ini menunjukkan bahwa teguran dan ancaman pada isbal itu tergantung kepada ada dan tidaknya tujuan ‘khuyala’.

Karenanya hukum isbal kalau tidak di sertai dengan tujuan ‘khuyala’ itu tidak harom, kalau disertai dengan tujuan ‘khuyala’ maka hukumnya harom. Sebagaimana kata Ibnu Abdil Bar dan Imam Nawawi. Imam Nawawi berkata, Isbal dibawah mata kaki dengan sombong ‘khuyala’ (hukumnya haram), jika tidak dengan sombong maka makruh. Demikian itu merupakan pendapat Asy-Syafi’i tentang perbedaan antara menjulurkan pakaian dengan sombong dan tidak dengan sombong.

Dia berkata: Yang disukai (mustahab) adalah memakai kain sarung sampai setengah betis, dan boleh saja tanpa dimakruhkan jika dibawah betis sampai mata kaki, sedangkan di bawah mata kaki adalah dilarang dengan pelarangan haram jika karena sombong,  jika tidak karena sombong maka itu larangan tanzih.

Karena hadits-hadits yang datang yang menegur (pelaku) isbal adalah hadits yang mutlak (umum), maka wajib mengqoyidinya (membatasinya) dengan hadits isbal  yang disertai dengan qoyyid/ batasan khuyala (sombong). (Diriwayatkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, Kitab Al Libas Bab Man Jarra Tsaubahu min Al-Khuyala).

Ibnu ’Alan, seorang ahli hadits terkemuka dari kalangan Syafi’iyah dalam kitab beliau, Dalil al-Falihin li Thuruq Riyadhusshalihin 6/79, berpendapat makruh kalau isbalnya tidak disertai dengan tujuan khuyala’. Tetapi kalau karena udzur seperti yang terjadi pada Abu Bakar, atau karena dlorurot, seperti menutupi luka dari keroyokan lalat maka hukumnya boleh.

Ibnu Muflih berkata: pengarang Al Muhith dari kalangan Hanafiyah berkata,  diriwayatkan bahwa Abu Hanifah Rahimahullah  memakai mantel mahal seharga empat ratus dinar, yang menjulur hingga sampai tanah. Maka ada yang berkata kepadanya: “Bukankah kita dilarang melakukan itu?”

Abu Hanifah menjawab: “Sesungguhnya larangan itu hanyalah untuk yang berlaku sombong, sedangkan kita bukan golongan mereka.” (Imam Ibnu Muflih, Al-Adab Asy-Syar’iyyah, Juz. 4, Hal. 226.). Begitu juga dengan Ibnu Taimiyah, beliau memilih untuk tidak mengharamkannya, dan tidak melihatnya sebagai perbuatan makruh, dan tidak pula mengingkarinya. (Al-Adab Asy-Syar’iyyah).

Ada juga ulama-ulama yang berpendapat bahwa isbal adalah haram baik dengan sombong atau tidak, kalau dengan sombong keharamannya lebih kuat dengan ancaman neraka, jika tidak sombong maka tetap haram dan Allah Ta’ala tidak mau melihat di akhirat nanti kepada pelakunya (musbil). Mereka memahami hadits-hadits di atas dari sisi zahirnya saja. Seperti Ibnul ‘Arabi, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dan Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin.

Kemudian, bagaimana hukumnya sholat memakai celana atau sarung yang melebihi mata kaki (Isbal)?.

Hukumnya sebagaimana dijelaskan di atas, menurut kebanyakan ulama adalah MAKRUH kalau tidak disertai dengan tujuaan khuyala’ dan HARAM kalau disertai dengan tujuan khuyala’. Akan tetapi sholatnya tetap sah. Seperti halnya wudlu’ dengan air curian dan jual beli pada waktu azhan Jum’at. Wudlu’nya tetap sah, tetapi mencurinya ya haram. Jual belinya haram karena ada larangan dalam Alqur’an, namun akad jual belinya tetap sah.

Sedangkan mengenai dapat dan tidaknya pahala sholat yang dilakukan oleh orang yang memakai celana atau sarung yang melebihi mata kaki (isbal). Al-Imam al-Hafidz Zainuddin Abdur Rauf al-Munawi mengatakan; Tidak diberi pahala seseorang yang melakukan sholat dengan memakai sarung yang melebihi mata kaki (isbal) karena sombong dan ujub walaupun sholatnya sah. (Attaisir bi Syarhil Jami’is Shoghir 1/535).

Pendapat al-Munawi itu jika isbalnya karena sombong. Jika tidak karena sombong maka orang itu masih mendapatkan pahala meskipun berkurang dari pahala yang semestinya (menurut pendapat mayoritas ulama’ yang menganggap makruh isbal tidak karena sombong). dan tentu saja kalau menurut pendapat ulama’ yang menganggap mubah isbal tanpa perasaan sombong, maka isbal tersebut samasekali tidak mengurangi pahala sholat dengan pakaian isbal. Wa allohu a’lam bisshowab. (Mahfudz, Sekretaris LBM NU Lampung)

 

Beritahu temanmu dengan membagikannyaShare on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInShare on TumblrShare on VKShare on YummlyShare on StumbleUponShare on RedditPin on PinterestEmail this to someoneDigg this
Posted in SYIAR | Tagged Bolehkah Isbal dalam Shalat?, Hukum Sholat dengan Celana atau Sarung Melewati Mata Kaki, pwnu Lampung

Related Posts

diskusi buku santri dan pendidikan politikPerlu Kurikulum  Pembelajaran Politik untuk Para Santri→

ichwan adji wibowo, ketua tanfidziah nu kota bandar lampungSikap Menyalahkan Amaliyah Pihak Lain adalah Muasal Perpecahan→

Sekretaris PWNU Lampung, Aryanto MunawarMinggu, Buka Bersama di Rumah Rektor UIN Lampung→

BERBAKAT. Yeni Kartini pada masa audisi MC Idol Competition.Delegasi PMII Unila Masuk Final MC Idol Competition→

Popular Posts

  • KH Anwar Zahid saat mengisi pengajian di Lapangan Kampung Serdang Kuring, Kecamatan Bahuga, Kabupaten Waykanan,  (foto gatot arifianto)

    Ceramah Lucu dan Bermakna KH.Anwar Zahid di Waykanan

    30427 views / Posted 9 April 2015
  • bilal jumat

    Bilal Jum’at, Dasar Hukum dan Pelaksanaannya

    22572 views / Posted 9 Februari 2015
  • solat

    Hukum Sholat dengan Celana atau Sarung Melewati Mata Kaki

    12322 views / Posted 14 Mei 2016
  • kyai 1

    Kyai Djoyo Ulomo, Kyai Sederhana Yang Membumi

    5475 views / Posted 5 Januari 2015
  • KH, MUHAMMAD MA'RUF RA

    Saat Doa Kyai Ma’ruf (Kedunglo) Tak Lagi Mustajab

    5232 views / Posted 17 Januari 2016
  • suasana belajar di Ponpes Madarijul ‘Ulum 1

    Ponpes Madarijul ‘Ulum, Mencetak Santri Berkualitas dari Lereng Gunung

    5072 views / Posted 6 Oktober 2014
  • KH. Muhammad Thohir, Tokoh Agama yang Tegas dan Berilmu Tinggi

    KH. Muhammad Thohir, Tokoh Agama yang Tegas dan Berilmu Tinggi

    4510 views / Posted 12 September 2014
  • Syekh Nawawi. (ensiklopebanten.wordpress.com)

    Syekh Nawawi: Kaki Bisa Menyala, Jasadnya Tetap Utuh

    4491 views / Posted 17 Juni 2015
  • foto ilustrasi (pendoasion.wordpress.com)

    4 Golongan Yang Dirindukan Surga

    3383 views / Posted 7 Juli 2015
  • Ustad Mumuy Abdul Bhakti

    Ustad Mumuy Bertutur tentang Fisik, Duka dan Jodoh

    2555 views / Posted 10 Juli 2015

TOKOH

  • Ketua GP Ansor Way Kanan Mampu Sembuhkan Berbagai Penyakit dengan ATS

    Ketua GP Ansor Way Kanan Mampu Sembuhkan Berbagai Penyakit dengan ATS

  • Bupati Lampung Timur Mendapat Anugerah Wanita Inspiratif

    Bupati Lampung Timur Mendapat Anugerah Wanita Inspiratif

  • Ira, Kader Fatayat Lampung Penggerak Ekonomi Sekitar

    Ira, Kader Fatayat Lampung Penggerak Ekonomi Sekitar

  • Pj Ketua PWNU: NU Perlu Memperkuat Kemitraan

    Pj Ketua PWNU: NU Perlu Memperkuat Kemitraan

  • Beda Tokoh NU Dulu dan Masa Kini Dalam Pandangan Buya Sayuti

    Beda Tokoh NU Dulu dan Masa Kini Dalam Pandangan Buya Sayuti

  • Kepsek MI NU, Rahmawati: Pendekatan dan Komunikasi Kunci Seorang Pemimpin

    Kepsek MI NU, Rahmawati: Pendekatan dan Komunikasi Kunci Seorang Pemimpin

  • Mahbub Djunaidi, Pendiri PMII yang Produktif Menulis

    Mahbub Djunaidi, Pendiri PMII yang Produktif Menulis

  • Malhani Manan: PMII Harus Mampu Mengkritisi Pemerintah

    Malhani Manan: PMII Harus Mampu Mengkritisi Pemerintah

  • Kisah Hj Ayu Saonah, Jual Botol dan Koran Bekas Demi Organisasi   

    Kisah Hj Ayu Saonah, Jual Botol dan Koran Bekas Demi Organisasi  

  • Ahmad Ngadelan Jawawi: Sabar dan Komitmen Kembangkan Ansor & Banser Lamsel

    Ahmad Ngadelan Jawawi: Sabar dan Komitmen Kembangkan Ansor & Banser Lamsel

  • Ustad Mumuy Bertutur tentang Fisik, Duka dan Jodoh

    Ustad Mumuy Bertutur tentang Fisik, Duka dan Jodoh

  • KH.Said Aqil : Islam dan Nasionalisme Landasan Berbangsa & Bernegara

    KH.Said Aqil : Islam dan Nasionalisme Landasan Berbangsa & Bernegara

  • KH. Hafidzudin Hanif: Kuatkan Pendidikan NU Untuk Menghadapi Tantangan Global

    KH. Hafidzudin Hanif: Kuatkan Pendidikan NU Untuk Menghadapi Tantangan Global

  • M.Reza Berawi SH, MH : Pentingnya Menginventarisasi Aset Nahdlatul Ulama

    M.Reza Berawi SH, MH : Pentingnya Menginventarisasi Aset Nahdlatul Ulama

  • Dr. Muhammad Aqil Irham: Demokrasi Lahirkan Dinasti dan Korupsi

    Dr. Muhammad Aqil Irham: Demokrasi Lahirkan Dinasti dan Korupsi

SENI BUDAYA

  • Dari Pemuda Sumatera

    Dari Pemuda Sumatera

    25 Januari 2018
  • Terdidik dan Tercerahkan

    Terdidik dan Tercerahkan

    25 Januari 2018
  • Kau Penghuni Kelam

    Kau Penghuni Kelam

    15 Januari 2018
  • Keramat Kahai, Diyakini Sebagai Makam Tertua di Lampung Selatan

    Keramat Kahai, Diyakini Sebagai Makam Tertua di Lampung Selatan

    10 Oktober 2017
  • Mengenal Sosok Ratu Darah Putih

    Mengenal Sosok Ratu Darah Putih

    10 September 2017
  • Napaktilas Jejak Ratu Menangsi

    Napaktilas Jejak Ratu Menangsi

    9 Agustus 2017
  • Sajak Pahlawan Bahari

    Sajak Pahlawan Bahari

    6 April 2017
  • AL QUR’AN KAU BERNYAWA

    AL QUR’AN KAU BERNYAWA

    3 Maret 2017
  • Sajak Rintik Hujan

    Sajak Rintik Hujan

    16 Februari 2017
  • Wahai Sang Rembulan (Sebuah Puisi Cinta Rasul)

    Wahai Sang Rembulan (Sebuah Puisi Cinta Rasul)

    21 Agustus 2016

RECENT

  • Ketua PWNU: Lampung Harus Jadi Lumbung Jagung Nasional 20 April 2018
  • LBM NU Lampung Terbitkan Buku Tradisi dan Amaliah Bulanan NU 20 April 2018
  • NU Lampung Gelar Rapim dan TOT Muharrik Masjid Dakwah 20 April 2018
  • DEMA IAIM NU Metro: Kongres BEM PTNU se Indonesia Ajang Pertukaran Gagasan dan Silaturahim Kebangsaan 19 April 2018
  • Ansor Kecamatan Pagelaran Juarai Turnamen Futsal Harlah Ansor ke-84 18 April 2018
  • Ketua Umum PBNU Akan Lantik Pengurus PWNU Lampung 3 Mei Mendatang 18 April 2018
  • Sambut Harlah ke-68, PW Fatayat NU Audiensi dengan Rektor Malahayati 18 April 2018
  • Ketua PWNU Lampung : Sanad Merupakan Tolok Ukur Kesahihan Dalam Beragama 12 April 2018
  • Peduli Banjir, Ormas Pemuda Lintas Agama Serahkan Bantuan Koban Banjir Kalianda 11 April 2018
  • Peringati Harlah NU Ke 95 Tahun PKPT IPNU-IPPNU UIN Adakan Pembacaan Yasin Dan Tahlil 9 April 2018
  • Siapkah Kita Jika Kematian Menjemput? 9 April 2018
  • Sambut Harlah, Ansor Pringsewu Gelar Turnamen Futsal 9 April 2018

©2015 PWNU LAMPUNG

Menu